FENOMENA KOMUNIKASI “PERNIKAHAN DINI”
Tidak ada yang mengetahui secara menyeluruh apa yang terjadi pada dunia remaja. Saat ini, dunia remaja merupakan misteri yang tidak bisa ditebak. Keunikan yang terdapat dalam kehidupan kaum ini diselimuti dengan teka-teki yang besar. Keunikannya tersebut dikarenakan remaja dalam pertumbuhannya dipengaruhi lingkungan sekitarnya sehingga karakter yang muncul terhadap mereka di setiap daerah berbeda-beda.
Kalau kita cermati dengan baik, definisi dari remaja merupakan usia anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Kehidupan remaja dalam masa peralihan ini merupakan masa pencarian jati diri. Pola fikir yang masih labil mengakibatkan mereka rentan menyerap hal-hal yang ada disekitarnya baik itu yang buruk maupun yang baik.
Menyikapi fenomena pernikahan dini yang saat ini sudah menjangkiti para remaja di Indonesia pada umumnya, sebenarnya tidak terlepas dari proses peralihan usia dari anak-anak menuju dewasa yang sedang mereka alami. Istilah pernikahan dini selalu dikaitkan dengan waktu, yakni sangat di awal waktu tertentu. Dalam pernikahan dini terdapat dua jenis pernikahan yaitu pernikahan dini asli dan palsu.
Pernikahan dini asli merupakan pernikahan yang dilakukan untuk menghindari seorang perempuan dan laki-laki melakukan zina dan itu syah menurut agama. Namun fenomena yang terjadi saat ini kebanyakan remaja terjerumus dalam perilaku yang melanggar ajaran agama. Pernikahan dini sekarang telah berubah pengertian menjadi pernikahan yang dikarenakan suatu faktor yakni “Kecelakaan” atau menikah setelah terlebih dahulu hamil dalam usia muda. Ini merupakan konsep pernikahan dini saat ini (pernikahan dini palsu).
Didalam hukum islam, untuk melakukan suatu pernikahan baik perempuan ataupun laki-laki harus memiliki kematangan didalam berfikir atau fisik. Karena membina suatu keluarga bukanlah hal yang mudah bagi seorang remaja. Didalam membina suatu keluarga tentunya akan banyak beban yang belum sepantasnya dipikul oleh seorang remaja, hal ini dikarenakan belum adanya kematangan berfikir seorang remaja yang tumbuh pada dirinya. Apalagi pernikahan yang dilandasi keterpaksaan karena telah melakukan hal yang tidak benar. Kebanyakan kehidupan keluarga dari pasangan pernikahan dini selalu saja berakhir dengan perceraian. Ini diakibatkan pola fikir dari keduanya yang belum matang.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya pernikahan dini saat ini dikarenakan perkembangan teknologi, seperti jaringan internet yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa adanya batasan-batasan dan aturan yang ketat. Selain itu, siaran dari media televisi cukup berperan besar mempengaruhi terjadinya fenomena pernikahan dini. Siaran televisi yang saat ini telah dapat diakses oleh setiap kalangan masyarakat sekarang. Banyak tayangan televisi yang menyuguhkan siaran-siaran yang dinilai minim terhadap pendidikan untuk para remaja bahkan kebalikannya siaran dari televisi tersebut sarat akan pengaruh negatif dalam kehidupan ramaja yang sedang mengalami masa peralihan.
Faktor lainnya adalah karena telah berkurangnya nilai-nilai agama yang diserap para remaja sekarang. Selain itu, dukungan dan peran orang tua yang paling bertanggung jawab untuk membentengi para anaknya dengan pendidikan agama juga melibatkan banya pihak.
Orang tua disini dituntut untuk tetap dan turut berperan dalam kehidupan putra-putrinya, terutama dimasa-masa masih mengenyam pendidikan. Support dari orang tua baik itu bersifat moril maupun materil akan banyak membantu remaja. Karena pada dasarnya remaja yang masih mengenyam pendidikan merupakan masa-masa pencarian jati diri remaja. Pada masa ini, remaja belum saatnya memikirkan suatu permasalahan, namun kenyataannya banyak remaja yang saat ini telah dipaksa memikirkan suatu permasalahan dan akibatnya hanyalah emosi dan kesemrautan yang didapat.
Saat ini prilaku hamil di luar nikah sudah tidak tabu lagi dimasyarakat. Untuk itu, demi mencegah hal yang tidak diinginkan, peran serta orang tua serta tokoh masyarakat didalam menyikapi fenomena pernikahan dini sangat dibutuhkan.
Pernikahan dini asli merupakan pernikahan yang dilakukan untuk menghindari seorang perempuan dan laki-laki melakukan zina dan itu syah menurut agama. Namun fenomena yang terjadi saat ini kebanyakan remaja terjerumus dalam perilaku yang melanggar ajaran agama. Pernikahan dini sekarang telah berubah pengertian menjadi pernikahan yang dikarenakan suatu faktor yakni “Kecelakaan” atau menikah setelah terlebih dahulu hamil dalam usia muda. Ini merupakan konsep pernikahan dini saat ini (pernikahan dini palsu).
Didalam hukum islam, untuk melakukan suatu pernikahan baik perempuan ataupun laki-laki harus memiliki kematangan didalam berfikir atau fisik. Karena membina suatu keluarga bukanlah hal yang mudah bagi seorang remaja. Didalam membina suatu keluarga tentunya akan banyak beban yang belum sepantasnya dipikul oleh seorang remaja, hal ini dikarenakan belum adanya kematangan berfikir seorang remaja yang tumbuh pada dirinya. Apalagi pernikahan yang dilandasi keterpaksaan karena telah melakukan hal yang tidak benar. Kebanyakan kehidupan keluarga dari pasangan pernikahan dini selalu saja berakhir dengan perceraian. Ini diakibatkan pola fikir dari keduanya yang belum matang.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya pernikahan dini saat ini dikarenakan perkembangan teknologi, seperti jaringan internet yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa adanya batasan-batasan dan aturan yang ketat. Selain itu, siaran dari media televisi cukup berperan besar mempengaruhi terjadinya fenomena pernikahan dini. Siaran televisi yang saat ini telah dapat diakses oleh setiap kalangan masyarakat sekarang. Banyak tayangan televisi yang menyuguhkan siaran-siaran yang dinilai minim terhadap pendidikan untuk para remaja bahkan kebalikannya siaran dari televisi tersebut sarat akan pengaruh negatif dalam kehidupan ramaja yang sedang mengalami masa peralihan.
Faktor lainnya adalah karena telah berkurangnya nilai-nilai agama yang diserap para remaja sekarang. Selain itu, dukungan dan peran orang tua yang paling bertanggung jawab untuk membentengi para anaknya dengan pendidikan agama juga melibatkan banya pihak.
Orang tua disini dituntut untuk tetap dan turut berperan dalam kehidupan putra-putrinya, terutama dimasa-masa masih mengenyam pendidikan. Support dari orang tua baik itu bersifat moril maupun materil akan banyak membantu remaja. Karena pada dasarnya remaja yang masih mengenyam pendidikan merupakan masa-masa pencarian jati diri remaja. Pada masa ini, remaja belum saatnya memikirkan suatu permasalahan, namun kenyataannya banyak remaja yang saat ini telah dipaksa memikirkan suatu permasalahan dan akibatnya hanyalah emosi dan kesemrautan yang didapat.
Saat ini prilaku hamil di luar nikah sudah tidak tabu lagi dimasyarakat. Untuk itu, demi mencegah hal yang tidak diinginkan, peran serta orang tua serta tokoh masyarakat didalam menyikapi fenomena pernikahan dini sangat dibutuhkan.
Motif Pernikahan Dini
Alasan yang paling mendasar, mengapa saat ini fenomena pernikahan dini kerap masih sering dijumpai, diantaranya :
1. Faktor ekonomi.
Umumnya ini terjadi pada masyarakat yang tergolong menengah ke bawah. Biasanya berawal dari ketidakmampuan mereka melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, dan akhirnya mereka hanya bisa melanjutkan sampai sekolah menengah saja atau bahkan tidak bisa mengenyam sedikitpun kenikmatan pendidikan, sehingga menikah seakan-akan menjadi sebuah solusi dari kesulitan yang mereka hadapi. Terutama bagi kaum hawa, di tengah-tengah kondisi ekonomi mereka yang sulit, para orangtua lebih memilih mengantarkan putri mereka untuk menikah, karena paling tidak sedikit banyak beban mereka akan berkurang. Tapi akan sedikit berbeda bagi anak laki-laki. Sebab, seperti yang kita ketahui, peran laki-laki dalam kehidupan berumah tangga sangatlah besar, sehingga bagi kaum adam minimal harus mempunyai ketrampilan terlebih dahulu sebagai modal awal membangun rumah tangga mereka.
2. Meminimalisir pergaulan bebas.
Corak pergaulan remaja saat ini telah banyak menyimpang dari norma-norma yang ada, terutama norma agama. Pernikahan dianggap sebagai sebuah solusi atas apa yang acapkali ditimbulkannya. zina misalkan, sehingga tanpa disadari pernikahan hanya dijadikan sebagai justifikasi aktivitas seksual mereka.Hal ini berkaitan dengan kondisi seksualitas pada remaja.
3. Ambisi.
Tak jarang ambisi menjadi salah satu faktor adanya pernikahan dini. Keinginan mereka untuk segera merasakan kehidupan berumah tangga membuat mereka mengambil keputusan yang terkadang tanpa dibarengi dengan pertimbangan-pertimbangan yang bijak. Ironisnya, kadang orientasi mereka bukanlah orientasi berumahtangga, namun lebih cenderung pada tendensi seksualnya saja. Inilah yang acapkali memunculkan dampak negatif yang sering kita temui.
4. MBA (Married By Accident).
Faktor yang keempat inilah yang selama ini identik dengan pernikahan dini. Tak jarang ketika orang mendengar tentang pernikahan dini, asumsi pertama yang muncul, MBA (Married By Accident) adalah penyebabnya. Dan memang fenomena yang sering kita dapati ialah hamil di luar nikah kerap menjadi alasan para remaja zaman sekarang melakukan pernikahan dini ini. Sungguh sangat disayangkan memang. Banyak generasi yang gagal membangun hidupnya hanya dikarenakan kesalahan mereka dalam memanage apa yang seharusnya mereka lakukan. Ketika mereka sudah dalam kondisi under control, rasio mereka kalah. Sehingga potensi kegagalan semakin besar, apalagi didukung dengan tingkat emosional mereka yang cenderung labil. Faktor inilah yang menjadi salah satu poros munculnya konotasi negatif.
Dampak Negatif Pernikahan Dini
Pernikahan dini acapkali banyak menimbulkan masalah terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Pernikahan dini seringkali membahayakan keselamatan ibu dan bayi, serta menimbulkan problema sosial, dan problem-problem lainnya.
Dampak pernikahan dini jika dilihat dari sisi fisik dan biologis, pada :
1. Ibu
- Banyak menderita anemia selagi hamil dan melahirkan.
- Pernikahan dini merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi.
- Mengalami masa reproduksi lebih panjang, sehingga memungkinkan banyak peluang besar untuk melahirkan dan mempunyai anak.
- Secara medis usia hamil pada usia muda dapat menyebabkan terjangkit penyakit kangker rahim.
- Pernikahan dini menghentikan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi, berinteraksi dengan lingkungan teman sebaya.
2. Anak:
- Bayi lahir dengan berat rendah.
- Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan dini
3. Sosial
- Pernikahan dini merupakan salah satu faktor penyebab tindakan kekerasan terhadap istri, yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar